Perhitungan Memilih Calon Pasangan
Bobot Bibit Bebed merupakan
istilah untuk melakukan seleksi awal dalam memilih pasangan yang
berkualitas. Bobot diartikan dengan berbobot atau bermutu. Dari
kemampuan berpikir, cara mengolah emosi dan prestasi yang
dihasilkan, seseorang akan menunjukan seberapa tinggi kemampuannya
serta seberapa besar bobotnya. Bibit ‘benih’ keturunan. Di mana ia
dilahirkan? Siapa orang tuanya? Dari lingkungan sosial dan keluarga
yang baik-baik, biasanya akan melahirkan keturunan yang baik pula.
Bebed – bebedan, cara berpakaian atau penampilan. Bebed menunjukan
cara sesorang membawa diri, bergaul dan bertingkah laku. Idealnya,
ketiga hal tersebut baik adanya.
Setelah didapatkan calon
pasangan yang bobot, bibit dan bebednya baik, bahkan mendekati
sempurna, ada satu hal esensial yang perlu dipertimbangkan, sebelum
melangkah lebih jauh, yaitu menghitung hari, pasaran, tanggal, bulan
dan tahun kelahiran masing-masing calon pasangan. Di dalam primbon
terdapat perhitungan yang menunjukan apakah ke dua calon pasangan
tersebut, jika bersatu membangun rumah tangga akan mengalami
kehidupan yang baik, atau mengalami kehidupan yang tidak baik. Calon
pasangan pria dan calon pasangan wanita, yang masing-masing memiliki
bobot, bibit, bebed baik, belum tentu mereka cocok ketika harus
membangun rumah tangga. Ada istilah: mencari ‘bojo’ itu mudah,
tetapi memilih ‘jodho’ itu susah, perlu pertimbangan dan perhitungan
yang cermat. Karena yang namanya jodoh dalam konteks ini diartikan
dengan, jika pasangan tersebut bersatu akan saling melengkapi
kekurangannya, saling menutupi kelemahannya dan saling menambah
kelebihannya. Sehingga pasangan yang sudah jodoh ketika membangun
rumah tangga, masing-masing pasangan dapat mengembangkan diri dengan
maksimal.
Untuk mengetahui apakah
calon pasangan tersebut jodoh atau tidak jodoh, ada beberapa macam
cara menghitung:
Cara A. Hari dan Pasaran
kelahiran pasangan pria dan wanita masing-masing diangkakan sesuai
dengan Tabel A dan Tabel B, kemudian dijumlah. Jumlahnya dibagi
sepuluh. Jika dibagi 10 sisanya lebih dari tujuh, maka tidak dibagi
sepuluh melainkan dibagi 7. Prinsipnya sisanya tidak boleh lebih
dari 7.
Contoh:
pasangan pria lahir pada Hari Senin, Pasaran Paing.
Senin 4 + Paing 9 = 13 (lihat tabel A & B)
pasangan wanita lahir pada Hari Kamis Pasaran Kliwon
Kamis 8 + Kliwon 8 = 16 (lihat tabel A & B)
Kelahiran Pria diangkakan = 13
Kelahiran wanita diangkakan = 16 +
Jumlah 29
pasangan pria lahir pada Hari Senin, Pasaran Paing.
Senin 4 + Paing 9 = 13 (lihat tabel A & B)
pasangan wanita lahir pada Hari Kamis Pasaran Kliwon
Kamis 8 + Kliwon 8 = 16 (lihat tabel A & B)
Kelahiran Pria diangkakan = 13
Kelahiran wanita diangkakan = 16 +
Jumlah 29
Pertama kali yang untuk
membagi angka 29 adalah bilangan 10.
29 : 10 = 2, sisanya 9. karena sisanya lebih dari 7 maka memakai kemungkinan yang ke dua, yang untuk membagi tidak 10 tetapi 7.
29 : 7 = 4, sisanya 1. Angka sisa 1 (satu) tersebut yang menjadi kunci untuk dihitung. Angka sisa 1, namanya Wasesa Sagara, artinya besar wibawanya, luas budinya, panjang sabar dan pemaaf. (lihat Tabel C). Artinya bahwa pasang tersebut jodoh. Kehidupan rumah tangganya kelak akan penuh wibawa, disegani karena kebaikan budinya.
29 : 10 = 2, sisanya 9. karena sisanya lebih dari 7 maka memakai kemungkinan yang ke dua, yang untuk membagi tidak 10 tetapi 7.
29 : 7 = 4, sisanya 1. Angka sisa 1 (satu) tersebut yang menjadi kunci untuk dihitung. Angka sisa 1, namanya Wasesa Sagara, artinya besar wibawanya, luas budinya, panjang sabar dan pemaaf. (lihat Tabel C). Artinya bahwa pasang tersebut jodoh. Kehidupan rumah tangganya kelak akan penuh wibawa, disegani karena kebaikan budinya.
Tabel A
Hari | Nilai Angka |
Senin | 4 |
Selasa | 3 |
Rabu | 7 |
Kamis | 8 |
Jumat | 6 |
Sabtu | 9 |
Minggu | 5 |
Tabel B
Pasaran | Nilai Angka |
Pon | 7 |
Wage | 4 |
Kliwon | 8 |
Legi | 5 |
Paing | 9 |
Tabel C
Sisa | Nama | Artinya |
1 | Wasesa Sagara | Besar wibawanya, luas budinya, sabar, pemaaf |
2 | Tunggak Semi | Rejekinya mudah dan melimpah. |
3 | Satriya Wibawa | Mendapat keluhuran dan kemuliaan |
4 | Sumur Seneba | Banyak yang datang berguru |
5 | Satriya Wirang | Mengalami dukacita dan kewirangan. |
6 | Bumi Kapethak | Banyak mengalami kesedihan, tetapi tabah dan pekerja keras |
7 | Lebu Katiyup Angin | Mengalami duka nestapa, tdk pernah kesampaian yg dicita-citakan |
Catatan :
Sisa angka 7 artinya bahwa
angka hasil dari penjumlahan habis dibagi 7.
Dilihat dari Tabel C jumlah hari pasaran kelahiran pasangan yang setelah dibagi 10 atau 7 menyisakan angka 1, 2, 3, dan 4 kategori Jodho, semuanya baik adanya.
Bagi pasangan yang menyisakan angka 5, 6 atau 7, digolongkan dalam pasangan yang kurang jodho, karena berpengaruh jelek. Tetapi jika sudah mantap dengan pasangannya, dapat disyarati agar kejadian buruk tidak menimpa keluarganya kelak
Angka 5 (Satriya Wirang) syaratnya sebelum pelaksanaan upacara perkawinan salah satu calon pengantin menyembelih ayam.
Angka 6 (Bumi Kapethak) syaratnya sebelum menikah salah satu calon pengantin mendhem Siti atau menamam tanah
Angka 7 (Lebu Katiyup Angin) syaratnya sebelu pernikahan berlangsung, salah satu pasangan menghambur-hamburkan tanah.
Dilihat dari Tabel C jumlah hari pasaran kelahiran pasangan yang setelah dibagi 10 atau 7 menyisakan angka 1, 2, 3, dan 4 kategori Jodho, semuanya baik adanya.
Bagi pasangan yang menyisakan angka 5, 6 atau 7, digolongkan dalam pasangan yang kurang jodho, karena berpengaruh jelek. Tetapi jika sudah mantap dengan pasangannya, dapat disyarati agar kejadian buruk tidak menimpa keluarganya kelak
Angka 5 (Satriya Wirang) syaratnya sebelum pelaksanaan upacara perkawinan salah satu calon pengantin menyembelih ayam.
Angka 6 (Bumi Kapethak) syaratnya sebelum menikah salah satu calon pengantin mendhem Siti atau menamam tanah
Angka 7 (Lebu Katiyup Angin) syaratnya sebelu pernikahan berlangsung, salah satu pasangan menghambur-hamburkan tanah.
No comments:
Post a Comment