JAKARTA - Anggota Timses Prabowo Subianto - Hatta Rajasa sekaligus
Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufiq Ridho menjadi bahan ejekan
di media sosial. Taufiq mengibaratkan, pihaknya kesulitan mengumpulkan
bukti-bukti kecurangan Pilpres untuk diajukan dalam sidang di Mahkamah
Konstitusi (MK) seperti Roro Jongrang yang membuat Gunung
Tangkubanparahu.
Dalam sebuah wawancara, Taufiq mengungkapkan
sulitnya mengumpulkan bukti-bukti yang berjumlah banyak itu untuk dibawa
ke persidangan.
"Kalau data, kami sudah ada. Kalau soal data
kita ngambil dari (form) C1, D1, dan DB. Itu data semua ada di kita.
Tinggal memilah-milahnya. Ini tidak bisa dilakukan seperti Roro Jongrang
membuat Tangkuban Perahu (yang menurut legenda dilakukan hanya dalam
waktu semalam)," kata Taufiq di seperti dimuat dalam situs resmi PKS,
Jakarta, belum lama ini.
Akibat pernyataan itu, Taufiq dikecam sejumlah pengguna media sosial. Banyak pula yang menyindir sekjen PKS tersebut.
"Roro Jonggrang dibikin galau oleh PKS krn dituduh terlibat dalam pembuatan gunung Tangkuban Perahu," tulis @StefanusRA.
"History berubah. Yang bikin Tangkuban Perahu adalah Roro Jonggrang. #okesip," kata @pahdinii_.
"Ooo...
Jd setelah roro jonggrang bikin tangkuban perahu, korea utara juga ada
pilpres. Banyak pengetahuan baru ya hari ini?" sahut @lucywiryono.
Dalam
kisahnya, Gunung Tangkubanparahu sendiri terbentuk dari kisah
Sangkuriang yang ingin menikahi ibu kandungnya bernama Dayang Sumbi.
Demi menikahinya, Sangkuriang diberikan syarat untuk membangun bendungan
di sebuah bukit sebelum ayam berkokok.
Karena tak mau anaknya
sukses, Dayang Sumbi kemudian membuat ayam berkokok sebelum waktunya.
Tahu telah ditipu, Sangkuriang murka dan menendang perahu buatannya
hingga terbalik, hingga terbentuklah Gunung Tangkuban Perahu.
Sementara,
kisah Roro Jongrang sendiri lahir dari pembangunan Candi Prambanan.
Dengan cerita yang hampir sama, di mana Pangeran Bandung Bondowoso
berupaya mempersunting Roro Jongrang, namun diberi syarat membangun
seribu candi.
Merasa ditipu, Bandung Bondowoso amat murka dan
mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca
yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.
Saat berpidato di MK, capres Prabowo Subianto berkeluh kesah soal
kecurangan-kecurangan yang dialaminya saat pilpres lalu seperti mendapat
suara nol di beberapa TPS. Prabowo menyatakan tak mungkin dirinya
mendapat suara nol karena didukung tujuh partai besar dan mendapat 62
persen suara di pemilu legislatif.
"Ini hanya terjadi di negara seperti Korea Utara," kata Prabowo dalam sidang sengketa pilpres MK, Rabu (6/8).
"Maaf
saya ralat. Di Korea Utara saja tidak terjadi. Mereka pun bikin 97
persen, atau 99 persen. Ini hanya terjadi di negara fasis di negara
komunis. Di negara lain tidak ada," kata Prabowo .
Sontak, ucapan Prabowo itu mendapat beragam komentar di media sosial seperti Twitter dan Facebook. Dari mengolok-olok hingga mengecam Prabowo yang membandingkan pemilu di Indonesia dengan di Korea Utara.
"Sebego-begonya
gue belajar sejarah, baru kali ini gue tahu ada pemilihan umum
demokratis di Korea Utara. *Sementara itu, Roro Jonggrang dibikinin
Tangkuban Perahu*" tulis Ninin di status Facebooknya.
"Wah
tim Prabowo bilang pemilu kita kaya Korut? Emang di korut ada pemilu?
Koq jadi delusional gini ya?" cuit akun @ShafiqPontoh.
"Jika Pak
Prabowo katakan Korut lebih baik dari RI, mungkin sudah saatnya ia
pindah kesana - pesan saja: ajak Debi Rhoma juga ya pak :)" kicau
@danrem di Twitternya.
Demikian juga dengan akun @WJB yang nyinyir: "Jangan2x yg dimaksud prabowo korut itu kroya utara purwokerto. :))"
"Pak
Prabowo nggak pernah bersyukur. Membandingkan pilpres kita lebih buruk
dr Korut itu sdh keterlaluan @SBYudhoyono @boediono," tulis
@chamadhojin.
Sidang perdana gugatan Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK) yang
digelar hari ini (6/8), Capres Prabowo Subianto juga memberi kesaksian
adanya Posko Merah Putih di Kabupaten Banyuwangi dibakar oleh orang tak
dikenal.
Ada beda informasi terkait kesaksian capres nomor urut
satu itu. Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Supriyatno saat
dikonfirmasi, membenarkan informasi tersebut. Hanya saja, dia tidak bisa
menjelaskan secara detail lokasi Posko Merah Putih yang dibakar
tersebut.
"Memang ada (posko yang dibakar di Banyuwangi), tapi
saya belum tahu lokasi pastinya. Karena semua laporan langsung masuk ke
tim advokasi kita yang di pusat," elak Supriyatno di Surabaya, Rabu
(6/8).
Namun, ucapan Supriyatno itu dibantah oleh Ketua Tim Media
Posko Merah Putih Jawa Timur, Hendro Tri Subiyantoro. "Bukan dibakar,
kalau pelemparan memang iya," kata Hendro yang tengah mendampingi
Supriyatno usai menggelar demo di Kantor KPU Jawa Timur.
Kedua
politisi pendukung pasangan Prabowo - Hatta itupun langsung mengontak
beberapa timnya yang ada di Banyuwangi. Supriyatno sendiri, langsung
menghubungi Ketua Tim Merah Putih Kabupaten Banyuwangi, Eko Susilo
Nurhidayat.
Dalam percakapan itu, Eko menegaskan memang tidak ada
pembakaran Posko Merah Putih di Kecamatan Cluring, Kabupaten
Banyuwangi, melainkan aksi pelemparan batu oleh orang yang tak dikenal.
"Saya
sudah pernah mengklarifikasi itu saat berada di Surabaya. Waktu itu,
pertemuan di Hotel Narita Surabaya. Tidak ada pembakaran, yang ada hanya
pelemparan batu," kata Eko kepada merdeka.com melalui telepon seluler
Supriyatno.
Bahkan, Eko mengaku tidak setuju jika kejadian itu
ikut dimasukkan dalam materi gugatan ke MK. "Saya memang tidak setuju
kalau masalah itu masuk dalam materi gugatan," tandas dia.
Sayangnya,
ternyata materi itu masuk dalam gugatan dan telah disampaikan oleh
Prabowo di depan sidang yang digelar perdana hari ini.
Akibat menyampaikan hal yang dianggap kebenarannya masih simpang siur, Prabowo pun mendapat kritikan di dunia maya.
No comments:
Post a Comment