Bahaya di Balik Junk Food yang Lezat
Sumber Gambar: www.google.com
Sudah tidak jarang kita menemukan makanan cepat saji di mana saja. Banyak di antara kita yang gemar mengonsumsi makanan cepat saji tersebut. Rasanya memang sangatlah enak dan cukup praktis, tapi junk food dapat dikonotasikan sebagai makanan yang kualitas gizinya rendah.
Banyak orang cenderung lebih suka menikmati makanan cepat saji. Junk food lebih praktis
dibandingkan makanan yang harus dimasak dan diolah terlebih dahulu.
Tapi tahukah kalian, di balik makanan lezat tersebut terdapat bahaya
yang bisa menyerang kesehatan kita?
Padat Kalori
Junk food biasanya mengandung padat kalori, lemak dan bumbu-bumbu dengan kadar garam tinggi sehingga menimbulkan sensasi rasa yang sangat lezat di lidah. Ini jelas tidak sehat karena lemak, kalori dan kandungan zat-zat lain yang dikandungnya melebihi batas yang ditentukan. Padahal, komposisi makanan sehat itu harus seimbang.
Sebungkus kentang goreng porsi normal misalnya, dapat mengandung 500 kalori, hamburger sekitar 500 kalori, belum lagi bila ditambah minuman soda. Total kalori satu hidangan bisa melebihi total 2000 kalori.
Rata-rata kebutuhan kalori untuk pria dewasa saja rata-rata hanya 1900 kalori, sedangkan pada anak - anak sekitar 1500-1900 kalori. Ini berarti makan sekali sajian belum termasuk minumnya, sudah melewati lebih dari separuh kebutuhan kalori.
Kolesterol Tinggi
Junk food juga dapat mengandung kolesterol dan gula yang tinggi. Sementara kandungan nutrisi penting seperti protein, vitamin dan mineral justru terabaikan. Yang dikhawatirkan, junk food kemungkinan mengandung zat berbahaya lain seperti bahan pengawet dan zat adiktif yang membuat anak menjadi ketagihan.
Hal yang perlu diwaspadai dalam mengonsumsi Junk food atau makanan siap saji adalah kandungan kalorinya yang tinggi.
Pada prinsipnya makanan instant ini sudah melalui proses berulang. Proses ini menyebabkan kandungan gula sederhana pada makanan instan mudah diserap oleh tubuh.
Junk food juga termasuk makanan dengan indeksglikemik tinggi yang menyebabkan rasa ketagihan. Rasa ini didapat dari perasaan nikmat akibat gula darah yang cepat naik.
Risiko Diabetes
Selain itu, Junk food juga kurang mengandung serat. Padahal, dalam kondisi normal, serat sangat dibutuhkan untuk menjaga siklus buang air besar (BAB) secara teratur dan mengimbangi intake kalori yang terlalu banyak.
Bila dibiarkan dengan pola makan yang tinggi kalori dan kurang serat terus menerus, anak akan menjadi gemuk. Makanan dengan indeks glikemik tinggi yang memicu produksi insulin terus menerus, dan lama kelamaan akan meningkatkan risiko diabetes pada anak.
Jika mengonsumsi Junk food terus menerus, bukan hanya mengakibatkan gemuk pada anak tapi juga dapat memicu penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau penyakit berat lainnya.
Risiko obesitas
Junk food pun menjadi cara cepat bagi kita yang ingin terkena obesitas. Hal ini dibuktikan oleh Morgan Spurlock yang membuat film yang berjudul "Super Size Me". Dalam film tersebut digambarkan bagaimana dia mengonsumsi Junk food setiap hari baik itu saat sarapan, makan siang dan makan malam dalam waktu 30 hari.
Ternyata hasil yang didapat sangat mencengangkan. Morgan Spurlock mengalami kenaikan berat badan yang drastis, perut semakin membuncit, kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, tekanan darah yang jauh di atas normal dan 2 kali lebih rentan terkena gagal jantung serta perubahan perilaku.
Jadi bagaimana? Sobat lebaran siap meninggalkan junkfood ?
Padat Kalori
Junk food biasanya mengandung padat kalori, lemak dan bumbu-bumbu dengan kadar garam tinggi sehingga menimbulkan sensasi rasa yang sangat lezat di lidah. Ini jelas tidak sehat karena lemak, kalori dan kandungan zat-zat lain yang dikandungnya melebihi batas yang ditentukan. Padahal, komposisi makanan sehat itu harus seimbang.
Sebungkus kentang goreng porsi normal misalnya, dapat mengandung 500 kalori, hamburger sekitar 500 kalori, belum lagi bila ditambah minuman soda. Total kalori satu hidangan bisa melebihi total 2000 kalori.
Rata-rata kebutuhan kalori untuk pria dewasa saja rata-rata hanya 1900 kalori, sedangkan pada anak - anak sekitar 1500-1900 kalori. Ini berarti makan sekali sajian belum termasuk minumnya, sudah melewati lebih dari separuh kebutuhan kalori.
Kolesterol Tinggi
Junk food juga dapat mengandung kolesterol dan gula yang tinggi. Sementara kandungan nutrisi penting seperti protein, vitamin dan mineral justru terabaikan. Yang dikhawatirkan, junk food kemungkinan mengandung zat berbahaya lain seperti bahan pengawet dan zat adiktif yang membuat anak menjadi ketagihan.
Hal yang perlu diwaspadai dalam mengonsumsi Junk food atau makanan siap saji adalah kandungan kalorinya yang tinggi.
Pada prinsipnya makanan instant ini sudah melalui proses berulang. Proses ini menyebabkan kandungan gula sederhana pada makanan instan mudah diserap oleh tubuh.
Junk food juga termasuk makanan dengan indeksglikemik tinggi yang menyebabkan rasa ketagihan. Rasa ini didapat dari perasaan nikmat akibat gula darah yang cepat naik.
Risiko Diabetes
Selain itu, Junk food juga kurang mengandung serat. Padahal, dalam kondisi normal, serat sangat dibutuhkan untuk menjaga siklus buang air besar (BAB) secara teratur dan mengimbangi intake kalori yang terlalu banyak.
Bila dibiarkan dengan pola makan yang tinggi kalori dan kurang serat terus menerus, anak akan menjadi gemuk. Makanan dengan indeks glikemik tinggi yang memicu produksi insulin terus menerus, dan lama kelamaan akan meningkatkan risiko diabetes pada anak.
Jika mengonsumsi Junk food terus menerus, bukan hanya mengakibatkan gemuk pada anak tapi juga dapat memicu penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau penyakit berat lainnya.
Risiko obesitas
Junk food pun menjadi cara cepat bagi kita yang ingin terkena obesitas. Hal ini dibuktikan oleh Morgan Spurlock yang membuat film yang berjudul "Super Size Me". Dalam film tersebut digambarkan bagaimana dia mengonsumsi Junk food setiap hari baik itu saat sarapan, makan siang dan makan malam dalam waktu 30 hari.
Ternyata hasil yang didapat sangat mencengangkan. Morgan Spurlock mengalami kenaikan berat badan yang drastis, perut semakin membuncit, kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, tekanan darah yang jauh di atas normal dan 2 kali lebih rentan terkena gagal jantung serta perubahan perilaku.
Jadi bagaimana? Sobat lebaran siap meninggalkan junkfood ?
No comments:
Post a Comment