Thursday 7 August 2014

Pilpres ala Korut, Tak Ada Capres Selain Kim Jong Un

Pilpres ala Korut, Tak Ada Capres Selain Kim Jong Un

foto: AP/KNA

Jakarta: Capres Prabowo Subianto menyebut penyelenggaraan Pilpres 2014 di Indonesia lebih buruk dibanding Pilpres di Korea Utara (Korut). Padahal kontestannya cuma ada Kim Jong Un dan itu pun karena mewarisi kekuasaan dari sang ayah, Kim Jong Il, presiden sebelumnya.

Korea Utara merupakan negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara Juche (percaya dan bergantung kepada kekuatan sendiri). Setelah Kim Il-Sung meninggal 1994 lalu, ia tidak tergantikan dan justru mendapatkan gelar "Presiden Abadi".

Otomatis dalam pilpres terakhir di Korut digelar 9 Maret 2014 lalu menjadikan Kim Jong Un sebagai kandidat tunggal pemimpin Korut. Tidak ada pilihan lain bagi rakyat Korut untuk memilih pemimpinnya karena dalam kartu suara hanya terdapat satu nama yakni Kim Jong Un.

Semua warga Korut pun mau tidak mau harus memilih Kim Jong Un karena pemilihan ini bersifat wajib bagi warga Korut. Sehingga, Kim Jong Un meraih suara 100 persen.

Pemilu di Korut juga berfungsi sebagai sensus penduduk. Pemerintah memeriksa daftar pemilih dan jika nama seseorang itu tidak tercantum dalam daftar, maka orang itu akan diselidiki.

Di dalam pemilu di Korut 2014, terdapat 700 daerah pemilihan dimana setiap daerah hanya memiliki satu kandidat yang ditentukan negara dan itu adalah Kim Jong Un.

Sama seperti di Indonesia, Pemilu di Korut digelar setiap lima tahun sekali. Sistem pemilihan ini merupakan yang pertama dilakukan sejak Kim mewarisi kekuasaan sang ayah, Kim Jong Il yang meninggal 2011 lalu.

Partai Buruh Korea atau disebut juga Partai Pekerja Korea adalah partai yang berkuasa di Korut sejak didirikan oleh kakek Kim Jong Un, Kim Il Sung. Namun, sebenarnya ada tiga partai politik di Korut yang kemudian bergabung membentuk Front Demokratik untuk Reunifikasi Negara.

Sebelumnya, dalam memberikan kata pengantar saat sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di MK, Prabowo tidak percaya dirinya dan Hatta Rajasa yang didukung tujuh partai besar bisa memperoleh nol suara di beberapa TPS. Ia pun menyebut pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk daripada pemilu di Korea Utara.

"Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis," kata Prabowo di ruang sidang MK, di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2014).
(Lhe)

No comments:

Post a Comment