Thursday 7 August 2014

Ucapan Prabowo dan PKS soal MK yang jadi olok-olok di sosmed

JAKARTA - Anggota Timses Prabowo Subianto - Hatta Rajasa sekaligus Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufiq Ridho menjadi bahan ejekan di media sosial. Taufiq mengibaratkan, pihaknya kesulitan mengumpulkan bukti-bukti kecurangan Pilpres untuk diajukan dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) seperti Roro Jongrang yang membuat Gunung Tangkubanparahu.

Dalam sebuah wawancara, Taufiq mengungkapkan sulitnya mengumpulkan bukti-bukti yang berjumlah banyak itu untuk dibawa ke persidangan.

"Kalau data, kami sudah ada. Kalau soal data kita ngambil dari (form) C1, D1, dan DB. Itu data semua ada di kita. Tinggal memilah-milahnya. Ini tidak bisa dilakukan seperti Roro Jongrang membuat Tangkuban Perahu (yang menurut legenda dilakukan hanya dalam waktu semalam)," kata Taufiq di seperti dimuat dalam situs resmi PKS, Jakarta, belum lama ini.

Akibat pernyataan itu, Taufiq dikecam sejumlah pengguna media sosial. Banyak pula yang menyindir sekjen PKS tersebut.

"Roro Jonggrang dibikin galau oleh PKS krn dituduh terlibat dalam pembuatan gunung Tangkuban Perahu," tulis @StefanusRA.

"History berubah. Yang bikin Tangkuban Perahu adalah Roro Jonggrang. #okesip," kata @pahdinii_.

"Ooo... Jd setelah roro jonggrang bikin tangkuban perahu, korea utara juga ada pilpres. Banyak pengetahuan baru ya hari ini?" sahut @lucywiryono.

Dalam kisahnya, Gunung Tangkubanparahu sendiri terbentuk dari kisah Sangkuriang yang ingin menikahi ibu kandungnya bernama Dayang Sumbi. Demi menikahinya, Sangkuriang diberikan syarat untuk membangun bendungan di sebuah bukit sebelum ayam berkokok.

Karena tak mau anaknya sukses, Dayang Sumbi kemudian membuat ayam berkokok sebelum waktunya. Tahu telah ditipu, Sangkuriang murka dan menendang perahu buatannya hingga terbalik, hingga terbentuklah Gunung Tangkuban Perahu.

Sementara, kisah Roro Jongrang sendiri lahir dari pembangunan Candi Prambanan. Dengan cerita yang hampir sama, di mana Pangeran Bandung Bondowoso berupaya mempersunting Roro Jongrang, namun diberi syarat membangun seribu candi.

Merasa ditipu, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Saat berpidato di MK, capres Prabowo Subianto berkeluh kesah soal kecurangan-kecurangan yang dialaminya saat pilpres lalu seperti mendapat suara nol di beberapa TPS. Prabowo menyatakan tak mungkin dirinya mendapat suara nol karena didukung tujuh partai besar dan mendapat 62 persen suara di pemilu legislatif.

"Ini hanya terjadi di negara seperti Korea Utara," kata Prabowo dalam sidang sengketa pilpres MK, Rabu (6/8).

"Maaf saya ralat. Di Korea Utara saja tidak terjadi. Mereka pun bikin 97 persen, atau 99 persen. Ini hanya terjadi di negara fasis di negara komunis. Di negara lain tidak ada," kata Prabowo .

Sontak, ucapan Prabowo itu mendapat beragam komentar di media sosial seperti Twitter dan Facebook. Dari mengolok-olok hingga mengecam Prabowo yang membandingkan pemilu di Indonesia dengan di Korea Utara.

"Sebego-begonya gue belajar sejarah, baru kali ini gue tahu ada pemilihan umum demokratis di Korea Utara. *Sementara itu, Roro Jonggrang dibikinin Tangkuban Perahu*" tulis Ninin di status Facebooknya.

"Wah tim Prabowo bilang pemilu kita kaya Korut? Emang di korut ada pemilu? Koq jadi delusional gini ya?" cuit akun @ShafiqPontoh.

"Jika Pak Prabowo katakan Korut lebih baik dari RI, mungkin sudah saatnya ia pindah kesana - pesan saja: ajak Debi Rhoma juga ya pak :)" kicau @danrem di Twitternya.

Demikian juga dengan akun @WJB yang nyinyir: "Jangan2x yg dimaksud prabowo korut itu kroya utara purwokerto. :))"

"Pak Prabowo nggak pernah bersyukur. Membandingkan pilpres kita lebih buruk dr Korut itu sdh keterlaluan @SBYudhoyono @boediono," tulis @chamadhojin.

Sidang perdana gugatan Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK) yang digelar hari ini (6/8), Capres Prabowo Subianto juga memberi kesaksian adanya Posko Merah Putih di Kabupaten Banyuwangi dibakar oleh orang tak dikenal.

Ada beda informasi terkait kesaksian capres nomor urut satu itu. Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Supriyatno saat dikonfirmasi, membenarkan informasi tersebut. Hanya saja, dia tidak bisa menjelaskan secara detail lokasi Posko Merah Putih yang dibakar tersebut.

"Memang ada (posko yang dibakar di Banyuwangi), tapi saya belum tahu lokasi pastinya. Karena semua laporan langsung masuk ke tim advokasi kita yang di pusat," elak Supriyatno di Surabaya, Rabu (6/8).

Namun, ucapan Supriyatno itu dibantah oleh Ketua Tim Media Posko Merah Putih Jawa Timur, Hendro Tri Subiyantoro. "Bukan dibakar, kalau pelemparan memang iya," kata Hendro yang tengah mendampingi Supriyatno usai menggelar demo di Kantor KPU Jawa Timur.

Kedua politisi pendukung pasangan Prabowo - Hatta itupun langsung mengontak beberapa timnya yang ada di Banyuwangi. Supriyatno sendiri, langsung menghubungi Ketua Tim Merah Putih Kabupaten Banyuwangi, Eko Susilo Nurhidayat.

Dalam percakapan itu, Eko menegaskan memang tidak ada pembakaran Posko Merah Putih di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, melainkan aksi pelemparan batu oleh orang yang tak dikenal.

"Saya sudah pernah mengklarifikasi itu saat berada di Surabaya. Waktu itu, pertemuan di Hotel Narita Surabaya. Tidak ada pembakaran, yang ada hanya pelemparan batu," kata Eko kepada merdeka.com melalui telepon seluler Supriyatno.

Bahkan, Eko mengaku tidak setuju jika kejadian itu ikut dimasukkan dalam materi gugatan ke MK. "Saya memang tidak setuju kalau masalah itu masuk dalam materi gugatan," tandas dia.

Sayangnya, ternyata materi itu masuk dalam gugatan dan telah disampaikan oleh Prabowo di depan sidang yang digelar perdana hari ini.

Akibat menyampaikan hal yang dianggap kebenarannya masih simpang siur, Prabowo pun mendapat kritikan di dunia maya.

No comments:

Post a Comment