Saturday 1 March 2014

Diserang Wereng, Banyumas Terancam Kehilangan 6 Ribu Ton Gabah

Diserang Wereng, Banyumas Terancam Kehilangan 6 Ribu Ton Gabah



Purwokerto: Akibat serangan hama wereng batang coklat, produksi padi di Banyumas,  Jawa Tengah (Jateng) terancam kehilangan hingga 6 ribu ton lebih.

Sebab, serangan wereng di wilayah setempat telah mencapai 1.050 hektare (ha).  Jika rata-rata hasil panenan setiap ha mencapai 5-6 ton, maka ancaman kehilangan mencapai 5 ribu-6 ribu ton.

Salah seorang petani di Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kembaran, Sarkim,  48, mengungkapkan serangan hama wereng semakin meluas. "Di sini sudah  ada belasan ha yang terserang. Biasanya, kalau ada serangan wereng, maka  tanaman padi sudah tidak dapat diselamatkan," kata Sarkim, Jumat (21/2).

Ia memiliki lahan seluas 7 ribu meter persegi (m2) dan hampir seluruhnya  sudah terkena. "Biasanya hanya hitungan hari saja. Hanya sekitar dua  hari saja, tanaman padi yang biasanya hijau sudah langsung menguning  kecoklatan, seperti terbakar. Sehingga produksi dari 7 ribu m2 yang  biasanya mencapai 4 ton-5 ton gabah tidak dapat dipanen," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Tjutjun Sunarti  mengatakan hingga pertengahan Februari, serangan hama wereng mencapai  1.050 ha. "Dari luasan tersebut, 844 ha di antaranya ringan, 127 ha  sedang dan 45 ha serangannya berat. Sementara 34 ha lainnya puso," ujar  Tjutjun.

Dijelaskan oleh Tjtutjun, pihaknya telah menyalurkan 2,6 ton pestisida  untuk para petani guna mengendalikan serangan hama wereng. "Luasan lahan  yang kini dikendalikan mencapai 1.808 ha. Lahan yang dikendalikan memang  lebih luas, karena areal pertanian yang belum terkena serangan wereng  juga disemprot," tambahnya.

Menurutnya, meski ada serangan hingga 1.050 ha, tetapi secara prosentase  kecil, sebab areal total tanam mencapai 30 ribu ha. "Memang lahan  pertanian yang puso tidak mungkin bisa panen, tetapi luasannya kecil sehingga tidak akan mengganggu pasokan pangan di Banyumas," tandas  Tjutjun.

No comments:

Post a Comment