Wednesday 19 March 2014

Ini Penjelasan Mengapa Gunung Merapi Tetap Normal

Ini Penjelasan Mengapa Gunung Merapi Tetap Normal

Kamis, 13 Maret 2014


BANYUMAS
- Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jateng berstatus normal. Artinya, gunung itu tetap aktif namun pada posisi normal.

"Statusnya normal, tidak ada peningkatan aktifitas maupun status," kata Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandriyo, Rabu (12/3/2014).

Dia mengakui beberapa gunung lain seperti Gunung Slamet mengalami gejolak. Bahkan, status gunung yang ada di lima Kabupaten di Jawa Tengah (Brebes, Tegal, Banyumas, Pemalang, dan Purbalingga) itu meningkat statusnya menjadi waspada.

"Ya ada gunung yang naik statusnya ke waspada, tapi Gunung Merapi aktif normal," katanya yang tak ingin mengomentari status Gunung selain Merapi.

Dia menegaskan tidak ada hubungannya peningkatan status satu gunung dengan gunung lainnya. Sebagai contoh Gunung Slamet naik status menjadi waspada, namun tidak bagi Gunung Merapi.

Subandriyo juga mengakui aktivitas terakhir Merapi mengeluarkan abu sulfatara setinggi 1,5 kilometer, dua hari lalu, Senin, 10 Maret. Dia memprediksi ada hubungannya aktifitas itu akibat gempa tektonik 5,4 skala richter (SR) di Malang, Jawa Timur.

Terpisah, Agung Harijoko, Kepala Program Studi Pasca Sarjana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi Universita Gajah Mada Yogyakarta menyampaikan setiap gunung memiliki kantong atau dapur magma sendiri. Sehingga, jika terjadi peningkatan status suatu gunung, tidak akan berpengaruh pada gunung lainnya.

"Karena erupsi gunung api disebabkan oleh magma yang ada di kantong-kantong magma, dan setiap Gunung Api itu memiliki kantong magma sendiri-sendiri, sehingga erupsi disatu gunung tidak akan menyebabkan gunung lain erupsi," jelasnya.

Saat disinggung ada banyak gunung yang statusnya naik ? Agung menjelaskan itu karena aktifitas magmatik di gunung tersebut juga naik.

Dia juga menyampaikan gempa tektonik bisa berpengaruh pada aktifitas magmatik di Gunung Api. Adanya gempa tektonik itu bisa memberi celah atau jalan magma yang ada di dapur menuju permukaan.

"Tektonik bisa memiliki peran, meski tidak langsung. Apa itu, dia (gempa tektonik) bisa membentuk freaktor -jalan utama- naiknya magma menuju dapur magma, dari dapur magma naik kepermukaan sehingga terjadi erupsi," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merilis saat ini ada satu gunung status awas (level IV) yakni Gunung Sinabung, tiga gunung status siaga (level III) masing-masing Karangetan, Rokatenda dan Lokon.

Selain itu, BNPB merilis ada 19 gunung naik status waspada yang terdiri dari Gunung Slamet, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono dan Kerinci.

No comments:

Post a Comment