Friday 25 July 2014

Begini Bila Ahok Meradang, Semua Pegawai Uji KIR akan Dipecat!

Begini Bila Ahok Meradang, Semua Pegawai Uji KIR akan Dipecat!

80-90 persen alat sudah tidak berfungsi. Terus bagaimana cara mengujinya, kok bisa lulus KIR?

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) didampingi Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. (Youtube)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) didampingi Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. (Youtube)

Jakarta - Bukan Basuki Tjahaja Purnama kalau bersikap melempem kepada para pegawai negeri sipil maupun honorer yang nakal.
Ahok tunjukkan lagi ketegasannya ketika inspeksi mendadak ke Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat, Rabu (23/7/2014).
Ketika sidak, Ahok didampingi pimpinan KPK Bambang Widjojanto, Sekretaris Daerah Saefullah, dan Kepala Inspektorat Provinsi Franky Mangatas. Saat baru datang ke instansi “basah” itu, Ahok langsung minta para pegawai Dinas Perhubungan mengoperasikan alat-alat untuk uji kelayakan kendaraan bermotor (kir). Tapi ternyata alat-alat, seperti pemeriksa lampu, tak berfungsi.
Ahok benar-benar berang. Ia masuk ke dalam kantor, lalu mendamprat para pegawai.
Salah satu pegawai yang ia semprot adalah seorang perempuan. Ia minta pegawai tersebut untuk memberikan informasi tentang permasalahan yang terjadi di instansi yang paling rawan korupsi ini. Tapi, perempuan tadi tidak mau mengaku.
“Saya sih gampang saja, kalau ibu jawab tidak tahu, saya pecat langsung. Saya enggak mau tahu.
Kalau ibu jawab dengan baik, kami akan pertimbangkan,” kata Ahok. Perempuan itu pun salah tingkah.
“Kalau dia gak kasih data apapun, saya akan pecat langsung,”  Ahok menambahkan. “Jadi semua PNS di sini yang jawab tidak tahu masalah, kita pecat langsung.”
Setelah itu Ahok pindah ke ruangan lain. Ia semakin meradang. Di depan pimpinan balai, Ahok meminta dia untuk jujur saja dengan memberikan laporan masalah-masalah yang terjadi karena sesungguhnya Ahok sudah memegang data dari laporan KPK.
“Kalau bapak jujur sama saya. Saya akan pertimbangkan, hukuman masih ringan. Kalau tidak, semua di sini saya pecat,” ujar Ahok dengan nada tinggi.
Pimpinan balai terlihat celingak-celinguk dan salah tingkah. Tapi ia tidak mau menuruti permintaan Ahok.
“PNS di sini, silakan gugat saya. Saya akan pecat semuanya kalau tidak mau ngaku. Sederhana toh. Kalau anda tidak mau kerjasama, saya pecat,” ujar Ahok.
Ahok yakin semua pegawai di balai tersebut tahu tentang praktik pelanggaran uji kir, tapi mereka semua sengaja menutup-nutupinya agar tak ketahuan.
“Yang tidak mau kerjasama sama kita, bukan cuma kita putuskan kontrak (khusus yang honorer), tapi kita laporkan polisi. Kasus penipuan,” kata lelaki berkacamata itu.
Berdasarkan fakta peralatan uji kir yang tidak berfungsi, kata Ahok, seharusnya banyak kendaraan yang tidak lulus ujian, tapi ternyata tetap diluluskan. Bagi Ahok itu sudah gamblang. Itu sebabnya, Ahok marah besar ketika masih ditutup-tutupi.
“Ini jelas, harusnya yang tidak lulus dibatalin. Bapak lebih tahu mana lulus tidak lulus. Gak usah bohongin sayalah, saya ini dulu pengusaha, saya ngerti. Makanya, siang ini saya mau, putuskan sama saya, sebelum saya pergi, berapa yang sudah lulus, tapi sebenarnya tidak lulus. Kasih tahu saya. Kalau tidak saya pecat, seluruh PNS di sini saya pecat,” kata Ahok.
Ahok menantang seluruh PNS di balai itu untuk menggugatnya setelah dipecat.
Kepada para pimpinan balai, Ahok menekankan lagi bahwa KPK sudah punya data semua tentang kecurangan di balai.
“Tentang duit dicolong berapa, dikutip berapa, lulus berapa tidak berapa, kami sudah tahu,” kata Ahok.
“Tinggal anda-anda semua mau jujur tidak. kalau tidak mau jujur, tidak tahu. Saya sederhana saja, saya pecat jadi PNS. Kalau ditanya kenapa saya pecat, saya juga jawab tidak tahu seperti anda jawab tidak tahu itu,” kata Ahok.
“Silakan gugat saja. Siapin pengacara yang baik. Jangan kalah sama saya,” kata Ahok sambil keluar dari ruangan.
Apa yang sesungguhnya terjadi di balai? Menurut Bambang dalam konferensi pers usai sidak, petugas KPK sudah menginvestigasi praktik uji kir di balai. Temuannya amat mencengangkan.
“Pertama, setelah kami cek dari pagi, 80-90 persen alat sudah tidak berfungsi,” kata Bambang.
Kedua, kata Bambang, tidak ada hubungan antara proses pemeriksaan dan hasil kir karena tidak ada sistem yang mengoneksikannya. Dengan kata lain, uji kirnya tipu-tipu.
“Tidak ada alat untuk konfirmasi itu. Formulirnya tidak seusai,” kata dia.
Ketiga, KPK juga mendapatkan problem struktural dan buruknya SDM balai. Pantas saja Ahok ngamuk!

No comments:

Post a Comment